Syamsu Botutihe menyampaikan ceramah maulid |
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai daerah dengan cara yang berbeda-beda namun dengan maksud dan tujuan yang sama yakni untuk mengokohkan silaturrahmi dan meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Di Gorontalo, secara umum perayaan maulid di laksanakan oleh masyarakat dengan melakukan ceramah keagamaan untuk kembali mengingatkan umat muslim agar senantiasa menghidupkan amalan quran dan sunnah sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Secara khusus masyarakat Gorontalo melakukan dzikir dalam bahasa Gorontalo yang dikenal dengan Diikili,yang dimulai pada malam hari sampai pagi hari di masjid-masjid. Usai Diikili,dilakukan pembagian makanan yang telah disusun seperti menara di wadah yang bernama 'Tolangga'. Menara yang sudah terisi makanan ini dinamakan 'Waalima'. Makanan waalima umumnya diyakini membawa keberkahan bagi yang memakannya,sehingga terkadang warga berupaya mendapatkannya. Pembagian makanan waalima juga semakin mempererat silaturrahmi antara warga karena saling memberi makanan. Hal ini disampaikan oleh Syamsu Botutihe disela-sela aktivitasnya bersama warga Bone Raya merayakan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Seperti kebiasaan setiap tahun dalam perayaan maulid nabi,aleg PKS pun tak ingin ketinggalan. Ada yang menyediakan Waalima,ada pula yang ikut menyimak Diikili bersama warga. Syamsu Botutihe,aleg DPRD Bone Bolango ini memenuhi undangan ceramah warga di Kecamatan Bone Raya antaranya desa Bilolantunga dan Molamahu untuk merayakan cinta kepada Rasulullah SAW. Dalam ceramahnya,Syamsu mengunngkapkan kecintaan Nabi SAW terhadap umatnya sangatlah besar.Maka, bila momen maulid nabi yang setiap tahun dirayakan ini harusnya juga bisa sebagai pengingat bagi kita pengikut ajaran yang dibawa Nabi SAW,agar senantiasa bertakwa kepada Allah dan menegakkan sunnah-sunnah yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Menurut Syamsu,momen perayaan seperti Maulid menjadi ajang silaturrahmi dan komunikasi dirinya dengan warga."Saya berupaya semua undangan hajatan warga bisa dipenuhi. Karena inilah kesempatan bersilaturrahmi dengan banyak warga yang tak mungkin saya kunjungi satu per satu,"ujarnya sambil menjelaskan tradisi waalima di Gorontalo. Syamsu berharap tradisi waalima yang hanya ada saat maulid Nabi SAW dapat terus dijaga hingga generasi-generasi mendatang. Tradisi ini sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan. (Ipe)
Tidak ada komentar: