JAKARTA (8/4) -
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS),
Almuzzammil Yusuf memberikan apresiasi kepada Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun, menurut Muzzammil, jangan sampai
semangat BNPT dalam memberantas terorisme menimbulkan ekses negatif.
"Ekses negatif itu di era demokratisasi mungkin bisa muncul dan bisa
lebih besar dari semangat positif ketika persepsi yang terbentuk di
publik adalah apa yang terjadi akhir-akhir ini, yakni hanyalah mewakili
perspektif barat dan agenda barat dalam memandang Islam. Sehingga
perdebatan akhir-akhir ini tentang BNPT, Menkominfo, dan situs Islam itu
saya kira memunculkan satu perspektif publik akan munculnya kembali
phobia pada Islam," kata Muzzammil dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP)
Komisi III dengan BNPT, di ruang rapat Komisi III, Gedung DPR RI, Rabu
(8/4).
BNPT, lanjut Muzzammil, juga harus mempertimbangkan reaksi balik yang
ada pada akhir-akhir ini yang justru kontraproduktif. Bahkan, reaksi
balik itu muncul dari kelompok yang seharusnya menjadi mitra BNPT dalam
memberantas terorisme.
"Tidak mungkin BNPT menyampaikan persoalan ini tanpa bantuan
tokoh-tokoh umat itu sendiri. Tema deradikalisasi itu kan penyadaran,
dan penyadaran itu harus jadi gerakan massal partai-partai, ormas,
tokoh, dan masyarakat Indonesia, karena menjadi bagian yang integral
bersama BNPT, dan ini bukan kerja sederhana dan bukan kerja singkat,"
ujar Muzzammil.
Oleh karena itu, kata Muzzammil, dengan segala semangat yang ada,
strategi BNPT yang integral, profesional, efektif dan tidak
kontraproduktif itu menjadi sebuah keniscayaan.
"Tanpa itu saya katakan tadi justru efek negatifnya lebih besar.
Strategi yang integral, profesional, dan efektif itu manakala kita bisa
menempatkan definisi teroris tidak semata-mata dan seakan-akan tertuduh
pada posisi umat Islam yang mayoritas, karena definisi Undang-Undang
(UU) kita, yakni BNPT dan kita semua harus menjalankan UU No 15 Tahun
2003," tegas Muzzammil.
Lebih lanjut Muzzammil menjelaskan, dalam UU tersebut tidak ada
nuansa yang menjelaskan bahwa seakan-akan persoalan pada dimensi
kelompok Islam semata, sehingga perhatian BNPT pun perlu untuk mengkaji
bagaimana situs komunisme dan situs separatisme.
"Jika kita profesional, harusnya pada saat yang sama juga BNPT perlu
berbicara situs komunis ada, situs separatis ada, yang tidak kalah
dahstyat membahayakan negara ini, dengan simbol-simbol benderanya,
dengan simbol-simbol perlawanannya, bersenjata, sehingga dipersepsi
sebagai suatu sikap yang integral, profesional, dan seimbang," imbuh
Muzzammil.
Maka jika tidak ada tindakan dari Pemerintah terhadap situs-situs
komunisme dan separatisme, menurut Muzzammil, maka misi pemerintah
sekarang ini patut dipertanyakan.
"Pemerintahan sekarang ini menbawa misi apa? Itu menjadi tafsiran berikutnya," tanya Muzzammil.
Selain itu, Muzzammil juga mengatakan, perdebatan akhir-akhir ini
perlu disikapi dengan bijak oleh semua termasuk BNPT untuk mengoreksi
kembali kerja-kerja yang telah dilakukan.
"Sehingga rel kerja integral, profesional, dan efektif BNPT bisa
dilakukan ke depan tanpa melakukan kontaproduktif," pungkas Muzzammil.
Sumber: Humas Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI
Slider[Style1]
Tagged with: FRAKSI PKS UMUM
About PKS Gorontalo
www.pksgorontalo.com adalah situs resmi Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Gorontalo. Web ini sebagai pusat informasi perkembangan dakwah kami sekaligus media pemersatu harapan rakyat Gorontalo. Kami akan terus bekerja dan melayani tak kenal hari dan momen demokrasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Popular Post
- Video
- Category
Tidak ada komentar: