Jakarta (21/11) - Wakil Ketua Badan Kerjama Antarparlemen
(BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) meminta Pemerintah
Indonesia bersikap secara resmi atas kekerasan yang terjadi di Myanmar terhadap
etnis Rohingya.
"Indonesia sebagai sebuah negara yang bertetangga dengan
Myanmar harus secara proaktif mendorong nilai-nilai perdamaian dan penyelesaian
konflik yang bermartabat melalui program diplomasi maupun forum-forum
internasional." ucap Rofi Munawar dalam keterangan pers pada hari Senin,
(21/11) di Jakarta.
Legislator asal Jawa Timur ini melihat apa yang terjadi di
Myanmar tentu saja tidak bisa dilepaskan dari persoalan kawasan ASEAN. Karena
sebagaimana kita ingat, eksodus besar-besaran pengungsi Rohingya diakhir tahun
2015 menjadi persoalan yang berdampak langsung terhadap negara-negara
sekitarnya.
"Prinsip-prinsip netralitas ASEAN terhadap urusan dalam
negeri anggotanya harus mampu mendesak Myanmar melakukan langkah-langkah
pencegahan konflik dan perlakuan kekerasan terhadap etnis Rohingya"
tegasnya.
Rofi mengingatkan, bahwa Pemerintah Indonesia tahun lalu sudah
melakukan langkah-langkah mediasi terkait Rohingya. Ada baiknya mengingatkan kembali
komitmen negara tersebut waktu itu
pertemuan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menlu Myanmar,
U Wunna Maung Lwin menghasilkan sejumlah kesepakatan. Kesepakatan tersebut
termasuk di antaranya soal pengungsi Rohingya. Saat itu Pemerintah Myanmar
sepakat untuk mengambil langkah prevensi irregular migration terkait etnis
Rohingya.
"Dijaman informasi yang terbuka seperti saat ini, sumber
informasi tidak lagi bermakna tunggal dan berjalan linier. Sensitifitas sebuah
negara kawasan terhadap perilaku kekerasan yang menyebabkan korban tentu tidak
hanya dengan kebijakan tanpa sikap" pungkas Rofi.
Sebagai informasi, rangkaian bentrokan kembali terjadi antara
pasukan militer Myanmar dengan sekelompok Muslim Rohingya di utara Rakhine pada
akhir pekan lalu, menewaskan setidaknya 28 warga Muslim Rohingya serta dua
tentara Myanmar. Berdasarkan laporan surat kabar Myanmar, Global New Light of
Myanmar, rangkaian bentrokan kuat ini bermula pada Sabtu (12/11) lalu, ketika
militer melakukan operasi pembersihan di Rakhine. Dalam bentrokan tersebut, 19
warga Rohingya tewas terbunuh oleh militer.
Keterangan Foto: Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Rofi Munawar
Tidak ada komentar: